Pages

Subscribe:

Jumat, 24 Februari 2012

Cinta dan Mati ( Cerpen )

" Kita tak kan terpisah. Kau dan aku selalu bersama " ucap Ilham
" Tapi, aku masih ragu. Kita berbeda, kau anak orang kaya sedangkan aku ? ? " keluh Sheila.
" Ah, sudahlah. Aku tak pernah memandang keadaan ekonomimu, aku hanya menyukai mu, hatimu, jiwa dan ragamu " ujar Ilham.

Seelok nya kata-kata itu membuat Sheila sedikit lega. Meskipun Sheila tau, dia tak kan pernah bisa sederajat dengan Ilham. Tapi,cinta Ilham lah yg membuatnya sederajat dengan Ilham.

" Kenalkan, aku Sheila. Siapa namamu ? " tanya Sheila.
" Aku Ilham, senang berkenalan denganmu " jawab Ilham.

Perkenalan pertama Sheila dan Ilham, membuat mereka semakin dekat dan akhirnya menjalin hubungan.

" Ilham, sudah cukup semua ini. Kau harus memutuskan hubungan mu dengan wanita rendah itu ! " ucap Ayahnya Ilham.
" Ayah tidak berhak mengatakan Sheila seperti itu. Sampai mati pun, aku tidak akan melakukan itu " tegas Ilham.
" Kamu kan tau, dari kecil kamu sudah di jodohkan dengan anaknya sahabat Ayah. Apa kamu lupa ? ? " tanya Ayah Ilham.
" Aku mencintai Sheila, Yah. Bukan Reva. Persetan dengan perjodohan konyol itu " bentak Ilham.
" Dasar anak sialan, kau . . " ucapan Ayah Ilham terpotong, karna mendadak dada Ayah Ilham sakit.

Beberapa menit kemudian. . . .

" Yah, bagaimana keadaan Ayah ? ? " tanya Ilham cemas.
" Ayah sudah tidak apa-apa " ucap Ayah Ilham acuh.
" Maafkan Ilham, Yah. Ilham menyesal. Ilham tidak mau kehilangan Ayah. Sudah cukup kepergian Ibu " ucap Ilham menyesal.
" Kalau kamu ingin Ayah senang. Menikahlah dengan Reva ! " pinta Ayah Ilham.
" Baik, Yah. " ucap Ilham pasrah.





Sheila duduk di tepi danau, menunggu sang kekasih yaitu Ilham.
Tak lama Ilham datang dengan muka yang berusaha untuk tegar.

" Hei, " sapa Ilham.
" Kamu lama banget sih. " manja Sheila.
" Macet, maaf ya ! " ucap Ilham.
" Oh ya, Ham. Aku minta kamu kesini, karna aku mau pamit sama kamu ! " ucap Sheila.
" Hah ? ? Kamu mau kemana ? " tanya Ilham kaget.
" Aku terpilih sebagai model iklan dan rencananya aku akan ikut pelatihan 5 bulan di Jakarta. Ini aku lakukan, agar Ayahmu tak memandang aku rendah lagi " ucap Sheila.
" Tapi . . . Aku . . . " Ilham tak melanjutkan perkataannya, ia memilih untuk diam.
" Apakah kau berjanji akan menungguku, hingga aku kembali ? " tanya Sheila.
" Hmm, aku . . . " lagi-lagi Ilham tak melanjutkan perkataannya.
" Ayolah, Ham. Berjanjilah padaku! " pinta Sheila.
" Baiklah, aku janji " ucap Ilham, yang tak tega melihat wajah Sheila, orang yang dicintainya memelas pada dirinya.
" Terimakasih. Aku pergi dulu ya . Jaga dirimu baik-baik. I LOVE YOU " ucap Sheila berlalu pergi.

Ilham sebenarnya ingin mengatakan mengenai perjodohan itu pada Sheila. Tapi sungguh, Ilham memang tak sanggup menghancurkan mimpi Shela.



Tepat 2 bulan kepergian Sheila, Ilham pun menikah dengan Reva. Meski dengan hati yang amat sangat terpaksa, Ilham menuruti permintaan Ayahnya. Ilham tak mau kehilangan Ayahnya.

Waktu berjalan begitu cepat, sudah 2 bulan Ilham dan Reva menikah, sekarang justru Reva sudah mengandung darah daging Ilham yang berumur 1 bulan.
Ilham mulai menjalani dengan ikhlas kehidupannya bersama Reva.


Sudah 5 bulan berlalu, Ilham bahkan tak ingat dengan Sheila yang berkorban demi nya. Sheila pulang dengan bahagia, ia berniat sore ini akan pergi ke rumah Ilham. Sheila tlah berhasil menjadi model. Penghasilannya cukup untuk membuatnya mendadak berkecukupan.

Selepas Ashar, Sheila mengendarai mobil menuju rumah Ilham.

Tok . . Tok . . Tok . .
Dengan jantung berdebar . Keluarlah Ilham dari balik pintu.
" Sheila ! " ucap Ilham .
" Hai " sapa Sheila riang.
" Siapa, Ham ? " tanya Reva yang tiba-tiba hadir.
" Dia siapa, Ham ? " tanya Sheila curiga.
" Kenalkan aku istrinya Ilham ! " ucap Reva ramah.
" Hah ? " ujar Sheila kaget.
" Sheila, aku udah menikah dan bla bla bla . . . " jelas Ilham menceritakan semuanya.
" Kamu jahat, Ham " ucap Sheila berlalu. Tiba-tiba muncul ide gila di otak Sheila. Tanpa berpikir dua kali, Sheila memutar langkah nya berbalik ke rumah Ilham dengan tangan kanan menggenggam pisau lipat.
Tak sempat menghindar, Sheila langsung menusuk dada Ilham berkali-kali. Reva yg kebetulan telah masuk ke dalam rumah tidak mengetahui bahwa Ilham telah mati. Dan sekarang Sheila berlari ke dalam rumah Ilham mencari Reva. Ternyata Reva sedang memasak di dapur dan
Jlebb, sebuah tusukan pisau mengenai perutnya yang sedang mengandung.
Matilah Reva dan Ilham di tangan Sheila .


Beberapa tahun kemudian, Sheila duduk menyendiri di pojok ruangan. Ia masih mengingat kejadian bodoh yang dilakukan nya.
Tapi 2 orang wanita masuk ke ruangannya dan mengenakan seragam bertulis Rumah Sakit Jiwa .







1 komentar:

mashfufah irodati mengatakan...

perasaan semue,e pd mati ta,,, jd sdih aq..hiks,,hiks,,hiks,,,
tapi keren koq..

Posting Komentar


Blogger news

Blogger templates