Pages

Subscribe:

Sabtu, 31 Maret 2012

Kisah Hidupku yang Tragis ( Cerpen )


Author POV

Seorang anak laki-laki duduk di bawah pohon beringin. Dia terlihat sedang melamun, pikirannya menerawang ke atas. Tak satu orang pun tau apa yang sedang dia pikirkan. Yang orang-orang tau, dia hanyalah seorang anak Paranormal di kampungnya. Ibunya telah lama meninggalkan dia bersama ayahnya. Setiap hari ia selalu sendiri bertemankan sepi. Tidak ada satu oran yang mau berteman dengannya. Mereka menganggap pekerjaan ayah dari anak laki-laki itu adalah menyekutukan Tuhan, yaitu Dukun santet. Kepastian tentang kabar itu tak ada yang mengetahuinya. 





Reza POV 
Inilah kebiasaan ku setiap senja. Duduk dibawah pohon beringin ini dan melamun. Aku lelah bila harus di ejek teman-teman sebayaku yang mengatakan aku anak Dukun Santet. Pdahal aku tau Ayahku hanya lah diberi kepandaian sedikit untuk mengobati orang dari Tuhan. Ayah selalu mengatakn agar aku bisa tegar menghadapi cemoohan orang-orang. Ayahku adalah seorang Paranormal, bagiku dengan pekerjaan inilah ia dapat menghidupi aku dan juga dirinya sendiri. 
Pikiran buruk itu kembali menghantui otakku, semua tentang aku dan ayah. Apa maksud dari semua ini ?
Aku segera melangkah dengan cepat untuk sampai dirumah tuaku yang dapat terbilang cukup menyeramkan.


" Ayah " ucapku. 
Tak ada jawaban
" Ayah " ucapku lagi
Masih sama seperti keadaan yang tadi, semua nampak hening. 
Aku kembali melangkahkan kaki ku ke ruangan kerja Ayah yang tak pernah aku masuki. Kutemukan keadaan ruangan yang berantakan dan anehnya tak ada ayah disana. Pikiranku melambung tinggi, ntah apa yang aku pikirkan. Sepintas aku hanya dapat melihat gambaran banyak warga yang sedang menyeret paksa seorang laki-laki lemah. 
Kuperhatikan lagi lekuk wajah laki-laki tak berdaya itu, dan benar DIA AYAHKU 
Secepatnya aku berlari ketempat yang aku ingat tadi. 
Hanya satu pertanyaan yang ada diotakku AYAHKU ?? DIA DIMANA ?? 
Segerombolan warga yang berada dalam bayangan ku tadi tertawa bahagia, apa yang tlah mereka lakukan pada ayahku ????

" Akhirnya mati juga Dukun Santet itu ! Hahaha " ucap seorang warga
" Iyah, setelah ditusuk dengan sepuluh tombak dengan mata tombak yang runcing, dia memang Dukun Santet. Untung saja Pak Rafael mengatakannya dengan kita  " sambung warga lainnya

Degg
Ayah mati ! Ditusuk tombak ! Karna Pak Rafael !

Dengan air mata yang menetes aku melihat seorang lelaki terbaring diatas sususnan kayu dan ditubuhnya tertancap 10 tombak. Lelaki itu ayah ku, tubuhnya bersimbah dengan darah segar.

" Ayah ! " teriak ku histeris 
" Ayah, bangun, Yah. Jangan tinggalin Reza, Ayah udah janji gak akan ninggalin Reza seperti Ibu . Bangun Ayah, Reza mohon " ucap Reza menangis

AKU BERSUMPAH AKAN MEMBALAS SEMUA PERBUATAN KEJI MEREKA TERHADAP AKU DAN AYAH. AKU TIDAK AKAN MEMBIARKAN SATU ORANG DARI MEREKA HIDUP TENANG BAHKAN ANAK MEREKA PUN AKAN KU BUAT MATI DENGAN KEADAAN LEBIH MENGENASKAN DARI PADA KEAADAN MEREKA MEMBUNUH AYAH "
teriakku.

JDARRRR
bunyi petir menggelegar, hujan pun turun dengan derasnya. Aku mengangkat mayat ayahku dan akan aku kuburkan dengan layak.




Ayah semuanya aku lakukan untuk ayah 
Disaat aku tau hanya engkau yang aku punya
Aku sangat menyayangimu
Menginginkan mu berada disisiku

Kini semuanya sirna
Ayah pergi dengan kebahagiaan pahit
Hanya duka yang dibawa
Matipun karna terpaksa

Aku tlah brsumpah 
Menuntut balas pada mereka
Yang melukaimu dengan nyawa
Kaupun pergi dan terbawa

Aku sendiri menahan perih
Biarlah dosa kutanggung diri
Rasa bersalah tlah mati
Biarkan aku ikut pergi









5 TAHUN KEMUDIAN 



Author POV



" Hei, kalian udah pada ngumpul aja ! " ucap seorang gadis cantik
" Eh, kamu Nis. Kapan pulang ? " tanya lelaki yang bermuka tampan
" Kemarin, Bis. Kak Dicky yang jemput aku " jawab gadis cantik itu yang bernama Nissa
" Kamu mah makin cantik aja. Hahah " ucap lelaki yang bernama Bisma tadi
" Gombal ! " ujar Nissa tersipu malu
" Tema apa yang akan kita masukan dalam  Majalah kita minggu ini ? " tanya Lelaki yang bernama Ilham 
" Gak tau, Tema percintaan udah pasaran " sambung cowok cool yang dipanggil Morgan
" So ? " tanya Ilham
" Gimana kalo temanya tentang Misteri-Misteri gitu ! Majalah lain jarang kan menggunakan tema ini ? " sambung Bisma
" Setuju " ucap mereka kompak






*********








" Kamu yakin mau ikut, Niss ? " tanya Bisma
" Yakin lah " ucap Nissa mantab
" Kalo kamu, Bel ? " tanya Ilham
" Aku sih ikut-ikut ajah " jawab Belva
" Semuanya udah siap ! Kita berangkat " ucap Morgan



3 Jam mereka menyusuri jalanan yang ramai sampai jalanan sepi. Dan akhirnya merekapun sampai di tempat tujuan yaitu desa kecil yang sepi.

" Ini desanya ! " ucap Ilham
" Kok sepi sih, Ham ? " tanya Bisma
" Setau aku , ini memang desanya. Tenang dan nyaman kan ? " tanya Ilham
" Ini mah bukan tenang, tapi sepi " ucap Nissa yang mulai angkat berbicara
" Sepertinya gak berpenghuni ! " sambung Belva 
" Ahh, gila kalian. Sepupu aku kan tinggal disini. Dari pada kita debat gak jelas, mending cepat angkat barang-barang kalian. Mobil gak bisa masuk kedalam, jadi kita terpaksa harus jalan sampai rumah sepupuku itu " ucap Ilham
" Mau untung malah buntung " ucap Belva


Sepanjang perjalanan menuju rumah sepupu Ilham , tak sengaja mereka melewati sebuah rumah yang terlihat kotor tak berpenghuni. Ada aura menyeramkan tampak jelas di pandangan Morgan, tapi dia berusaha menyembunyikan apa yang ia rasakan dari teman-temannya.
" Ada yang tak beres dengan rumah itu " batin Morgan


Tak berapa lama mereka pun sampai di rumah kuno berwarna coklat tua.


" Akhirnya sampe juga " ucap Ilham
" Ini rumahnya, Ham ? " tanya Nissa

Tiba-tiba muncul seorang lelaki dari balik pintu.
" Paman " ucap Ilham
" Ajak teman-temanmu masuk, Ham " ucap Pamannya yang bernama Rafael
" Baik, Paman " ucap Ilham seraya masuk ke dalam rumah dan di ikuti oleh teman-temannya


*****



Belva terlihat memandangi keadaan luar desa dari kamarnya

" Nissa, kamu ngerasa ada yang aneh gak di desa dan rumah ini ? " tanya Belva 
" Aneh apa'an ? " tanya Nissa yang tak mengerti
" Gak deh, gak jadi " ucap Belva
" Ada-ada aja deh " ucap Nissa

Tiba-tiba ia melihat seseorang memasuki rumah yang tadi pernah mereka lewati dengan membawa paksa seorang gadis yang sangat dikenalnya.
" Nissa ! " ucap Belva. Seketika itu juga Belva langsung berbalik ketempat dimana Nissa berada tadi. Tapi anehnya, Nissa yang baru dua menit dia lihat tlah menghilang lenyap begitu saja.

Dengan perasaan khawatir Belva keluar kamarnya dan berteriak sekeras-kerasnya meminta bantuan.
" Tolong ! " teriak Belva 
" Ada apa ? " tanya Bisma panik
" Nissa hilang ! " ucap Belva
" Hilang ? Kok bisa ? " tanya Ilham
" Aku gak tau . Tadi aku sempat lihat laki-laki membawa paksa seorang cewek yang persis seperti Nissa ke arah rumah itu " ucap Belva seraya menunjuk ke arah rumah yang ia lihat tadi
" Rumah itu ! " ucap Morgan
Bisma, Ilham, dan Belva langsung berlari menuju rumah tersebut meninggalkan Morgan yang masih mengingat kejadian sebelumnya. 
Dari arah dapur, paman Rafael muncul
" Ada apa ? " tanyanya
" Nissa , teman kami hilang dan di bawa laki-laki misterius ke rumah itu " jelas Morgan
" Mana yang laiinya ? " tanyanya
" Mereka pergi ke rumah itu ! " ucap Morgan
" Gawat ! " ujar Paman Rafael

Paman Rafael berlari menuju rumah tersebut, dan Morgan pun hanya mengekori di belakangnya.





Nissa POV

Kedua kelopak mataku mulai membuka. Gelap ! apa aku buta ! kenapa semuanya gelap ! Bau busuk apa ini ?

Sekejab semua terang, aku melihat seorang laki-laki telah menekan stop kontak.
" Kau sudah sadar ? " tanya lelaki itu
" Siapa kamu ? " tanyaku 
" Aku malaikat pencabut nyawamu ! " tegas lelaki itu
" Aku belum mau mati ! Kau lelaki gila " ujarku 
" Tutup mulutmu, bersiaplah kau akan mati ! " bentak lelaki itu
" Tidak. Toloong ! " teriakku

Lelaki itu tak berkata apa-apa lagi. Yang aku lihat ia mengambil seperti sebongkah kayu yang ujung-ujungnya runcing. Ia terus melangkah maju mendekatku. Aku semakin takut di buatnya, disaat seperti ini kemana teman-teman ku ? Apa mereka tak tau nyawaku terancam !

" Lihat lah sekeliling mu ! " perintahnya

Kaget ! Aku benar-benar kaget, melihat darah berceceran dimana-mana. Ada yang terlihat masih baru, dan ada pula darah yang sudah terlihat membeku di lantai. Ku gerakkan lagi kepala sedikit memutar, aku melihat tubuh manusia yang tertusuk kayu runcing dari kepala sampai ke bawah, menggantung di tali yang di ikatkan pada sudut langit-langit ruangan ini.

" Bagaimana ? " tanya lelaki itu tersenyum sinis 
" Aku mohon , jangan bunuh aku . " ucapku memohon
" Mereka adalah orang-orang kejam yang telah membunuh ayahku dengan sadis. Dan lihat lah, aku telah berhasil menuntut balas pada mereka. Dan kau akan menjadi yang selanjutnya ! " ucap lelaki itu
" Aku mohon, bebaskan aku. Apa salah ku ? " tanyaku
" Sudah ku bilang, semua warga di desa ini harus mati ! " ucap lelaki itu


Author POV


Sebelum Nissa berkata lagi, lelaki itu mengambil aba-aba untuk menussukkan kayu itu tepat di tengah kepala ku. Tapi sedetik sebelum ia berhasil menancapkannya, terdengar suara pintu didobrak dan muncullah 

" Hentikan, Reza ! " ucap paman Rafael
" Kau ! " bentak Reza marah
" Hentikan, semuanya ! Tindakan bodoh mu itu ! " ucap Paman Rafael
" Kau tak perlu mencampuri urusanku. Aku hanya ingin menepati sumpah ku ! Untuk membunuh warga-warga disini terutama KAU ! " ucap Reza
" Lupakan masa lalu mu, Reza. Semuanya hanya kesalahpahaman " ucap Paman Rafael
" Salah paham kau bilang ? Ayahku mati dengan ditusuk dengan 10 tombak masih kau bilang salah paham itu ! " ucap Reza  marah
" Aku yang salah, Reza. Tapi tidak sepantasnya kau membunuh seluruh warga sebanyak ini. Aku lah yang salah telah memfitnah ayahmu. Aku kecewa dengannya karna dia telah menolak cinta adikku sampai-sampai adikku frustasi dan ia bunuh diri ! " ucap Paman Rafael yang kaget melihat banyak jasad tergantung tak bernyawa
" Kau memang sepantasnya mati ! " ucap Reza
Dengan secepat kilat , Reza menussukkan ujung kayu runcing itu tepat didada Paman Rafael.
Dan seketika itu juga Paman Rafael mati. Reza pun berbalik dan mencabut kayu tadi, ia bersiap menusukkan kayu nya ke Nissa.

Dooorrrrr

Satu tembakan keluar dari pistol polisi.
Morgan pun ikut muncul dari belakang. Akhirnya Reza mati dengan satu tembakan. Reza mati dengan semua dendam yang terbalas .


******






Ilham, Nissa, Morgan, Belva, dan Bisma pulang kembali ke daerah mereka. Menyelesaikan terbitan majalah baru yang bertemakan persahabatan dan perjuangan. Mereka bersyukur karna telah selamat dari bahaya itu. Dan mereka juga berdoa agar Reza dan ayahnya juga Paman Rafael tenang di alam sana.









Minggu, 25 Maret 2012

Terulang Kembali (Cerpen)


Brukk
" Aww " rintihnya
" Maaf, nona " ucapku
" Hmm " ucapnya berdehem
" Kau tidak apa-apa ? " tanyaku sedikit ragu
" Ohh, tidak apa-apa. Ini hanya luka kecil " ucapnya
" Mari sini aku obati dulu " ajakku
Wanita itu hanya mengikuti ku berjalan pelan menuju bangku taman.
Tak membutuhkan waktu lama, luka kecil itu telah aku balut dengan saputangan abu-abu kesayanganku.

" Terimakasih " ucapnya lembut
" Iya. Sama-sama " jawabku
" Aku Dea, kau ? " tanyanya
" Kenalkan aku Bisma " ucapku memperkenalkan diri
" Senang bertemu dengan mu " ungkapnya



Perkenalan singkat aku dan wanita cantik itu yang bernama Dea, membuat aku perlahan melupakan kenangan buruk itu. Dimana kekasih ku Nissa, yang amat sangat aku cintai, meninggal tepat disaat dia selesai tampil dengan suara merdunya di sebuah Restoran China.
Saat ia keluar dari Restoran itu bersamaku, saputangan abu-abu ku terbang dari genggaman tangannya dan jatuh tepat di tengah jalan raya. Ia berniat untuk mengambil  saputangan itu, namun naasnya seorang pengemudi mobil sedang mengendarai kendaraanya dalam keadaan mabuk.
Kecelakaan tragis itu mengakibatkan pendarahan hebat di kepalanya dan membuat ia seketika itu juga meninggal di hadapanku. Secepat kilat berita kecelakaan itu tersebar dimana-mana, di koran, televisi, internet dll. Semua itu semakin mengingatkan ku tentang dirinya. Bahkan aku berniat mengabdi kan sebuah surat kabar yang memuat berita tentang kecelakaan itu. Surat kabar itu selalu aku simpan di kantung jaket Jeans ku. Ada rasa tak rela bersemayam di otakku. Rasanya kepergian nya terlalu cepat bagiku. Melihat senyumannya pun hanya sebentar.

Tapi semenjak aku mengenal wanita cantik itu. Hidupku berubah, aku merasa telah menemukan kembali sosok Nissa di raga Dea. Tuhan memang adil !
Tak terasa 2 minggu sudah aku mengenal Dea .
Hari ini rencananya Dea akan membawaku pergi ke suatu tempat .
Ntahlah dia akan membawaku kemana. Menurutnya itu adalah tempat yang paling spesial, aku  bersiap dengan kemeja lengan pendek dan jaket serta celana jeans abu-abu ku.


Aku melajukan mobilku dengan kecepatan sedang menuju rumah Dea.
Ternyata dia telah menunggu ku di depan rumahnya.
" Maaf membuatmu menunggu, nona cantik " candaku
" Huhh, sudahlah. Tak apa, ayo kita pergi " ucapnya rileks

Mobilpun kembali aku lajukan lagi. Aku hanya mengikuti petunjuk nya.
Setelah 15 menit perjalanan, akhirnya kami sampai di suatu tempat.

Ternyata ia membawa ku ke sebuah studio rekaman.

" Kita kesini mau ngapain, De ? " tanyaku
" Kalau kau mau tau, ikuti aku saja dan jangan banyak tanya " ucapnya singkat
Aku hanya bisa menerima jawaban itu dengan kecewa, tapi tak apalah aku ikuti saja.

Sampai di suatu ruangan , Dea menemui seseorang yang aku yakini adalah temannya.

" Hai, Vit " tegur nya pada temannya itu
" Ohh, hai juga , De " jawab temannya itu
" Bisma, kenalkan ini Vita dia temanku sekaligus manager ku " ucap Dea mengenalkan
" Hai, aku Bisma. Manager ? Maksudmu apa, De ? " tanya ku
" Aku Vita " jawab temannya
" Oh iya, sebelumnya aku minta maaf yah, Bis. Aku ini adalah seorang penyanyi dan studio ini adalah tempat paling special untuk ku. Karna hanya disinilah aku dapat mengekspresikan keadaan aku sebenarnya " ucapnya senang
" Jadi kau penyanyi, De ? " tanyaku ulang
" Iyah, Bisma " jawabnya tersenyum
" Oh iya, De. Besok jangan lupa yah, kau akan menyanyi di Restoran China. Aku ingin penampilan kamu kali ini harus sangat sempurna, karna disana akan hadir beberapa orang penting. Dan juga artis terkenal lainnya. Aku harap kamu gak buat aku kecewa yah ! " jelas Vita
" Okeh, yh udh. Kalo gitu aku sama Bisma pulang dulu yah . Bye " ucap Dea

" Apa-apa an ini, Dea seorang penyanyi ? Tampil di Restoran China ? Gak masuk akal " batinku
" Kamu kenapa, Bis ? Kok dari tadi diam aja sih . Gak biasanya kamu kayak gini ! " ucapnya cemas
" Aku. Aku gak mau kamu tampil di Restoran China itu, De " ungkapku memberanikan diri
" Hah ? Memangnya kenapa, Bis ? " tanya nya sedih
" Kamu gak perlu tau. Aku cuma gak mau kamu tampil di Restoran China, itu aja kok gak lebih "  ucapku
" Kamu kenapa sih ? Aku salah apa sama kamu ? " tanya nya beruntun
" Aku mau ke toilet sebentar, kamu tunggu aku aja di mobil " ucapku dan berlalu pergi

Dea hanya mengikuti perintahku saja, kini ia berjalan menuju mobilku.
Tanda tanya besar masih membekas di otaknya tentang sikapku kali ini.

Aku menenangkan pikiran ku sebentar, berusaha berpikir jernih untuk selanjutnya. Setelah selesai, aku rasa aku harus kembali lagi ke mobil karna mungkin Dea sudah bosan menunggu ku.

Anehnya kali ini Dea menunggu ku di luar mobil.
" Bisma, sekarang jelaskan apa maksud potongan surat kabar ini ? " tanyanya sambil menunjukkan potongan surat kabar yang tadinya berada dalam jaketku
" Astaga, aku lupa. Ternyata tadi jaketku tertinggal di dalam mobil. Sial ! " umpatku dalam hati
" Jawab Bisma Karisma " bentaknya
" Aku .. Aku " ucapku gugup
" Aku bukan masalalu kamu, Bisma. Aku adalah masa depan kamu. Kenapa sih kamu masih menyimpan kisah kelam masalalu kamu. Kamu itu terlalu takut tau gak ! Karna ini kamu melarangku untuk tampil di Restoran China itu. Kamu masih menyimpan potongan kisah masa lalu mu. Aku benci kamu Bisma ! " marahnya seraya pergi meninggalkan aku sendiri


Waktu berputar begitu cepat, aku terbangun dari tidur ku. Aku harap kejadian yang kemarin hanyalah mimpi buruk. Aku tak ingin kehilangan orang yang aku sayang untuk kedua kalinya lagi.

Malam pun tiba, aku bersiap-siap untuk menyusul Dea yang akan tampil menyanyi di Restoran China itu. Ternyata aku terlambat, acara di majukan lebih awal sore tadi.
Dengan berlari kecil aku melihat Dea keluar dari Restoran China itu. Terlambat, ia tidak mendengarkan kata-kata ku kemarin.
Apa yang harus aku perbuat. Seperti kejadian lalu, saputangan abu-abu ku kembali terbang di tengah jalan raya yang kali ini cukup sepi. Dea berpikiran yang sama dengan Nissa, ia melangkahkan kakinya bermaksud untuk mengambil saputangan itu.

Aku pun tak tinggal diam, dengan langkah kaki cepat aku mencegah Dea, dan berteriak memanggil nama Dea. Tapi Dewi Fortuna memang tidak sedang berpihak kepadaku, ternyata Dea sedang menggunakan headset yang sedari  tadi terpasang di telinganya.
Dari arah kanan terliat sebuah mobil yang berjalan secara tak beraturan dengan kecepatan tinggi. Karna teriakan ku tadi tak di dengar Dea sedikitpun, aku pun langsung berlari menahan mobil itu dan
tabrakan tak dapat di hindarkan. Tubuh ku tergeletak tak berdaya di tengah jalan tersebut dengan pendarahan hebat di kepala . Dan di saat bunyi benturan keras antar tubuhku dan mobil. Baru lah Dea berbalik badan dan menemukan keadaan ku yang sudah tak berdaya lagi.








======================== END ==================







Cerita Kita (Cerpen)


Dua tahun sejak kematiannya, aku sudah berusaha untuk move. Tapi sampai saat ini hanya dia lah, tingkah lucunya lah yg masih memebekas di ingatan ku. Entah sudah beribu kata sesal terlontar dari mulutku, aku hanya dapat mengingat puing-puing kisah tragis 2 tahun lalu.
Aku masih duduk termangu, malam iini semua kisah itu muncul lagi. Muncul secara tiba-tiba dan membuat ku kembali larut dalam penyesalan.
Sepintas terlihat sebuah buku tua berwarna abu-abu yang sudah mulai usang dimakan masa. Perasaan menyesal itu merasuk kembali dalam benakku, dengan sedikit keberanian ku buka lembaran pertama di buku itu .

13 Mei 2009

Dear Diary,
Hari ini aku senang sekali, kau tau ?? emm, tentu kau tak tau. Haahaha, besok adalah hari pertama aku masuk sekolah di SMP Setya Mulya. Doa kan aku yah , semoga aku tidak sulit mendapatkan teman baru. Aku udah ngantuk nih, besok kan harus bangun pagi. Ya udah , aku tdur dlu yah. Bye Diary


" Maafkan aku, Nad . " ucapku.
Aku kembali membuka lembaran selanjutnya.

14 Mei 2009

Dear Diary,
Aku senang, tadi pagi di sekolah baru ku. Aku bertemu dengan lelaki paling tampan seakhirat. Hahaha, namanya Kak Dicky. Orangnya ganteng tapi sombong beud deh. Kau tau Diary, aku belum mendapatkan satu orang teman pun. Kenapa yah ?? Mungkin hanya kamu lah Diary yang mau menjadi temanku. Aku sedih , hiksss !! Oh iya, aku lupa ! Aku ada Pekerjaan Rumah yg hrus d selesaikan dulul. Kau tak mau melihat aku di hukum kan besok pagi ?? haha, kalau begitu aku selesaikan dulu yah . Bye, Diary .

" Semuanya terjadi karna aku, Nad " sesalku.

12 Juni 2009

Dear Diary,
Haduh, maaf yah. Aku sudah trlalu lama ninggalin kamu. Ini semua karna bnyak nya pekerjaan rumah juga karna aku harus berusaha keras untuk mendapatkan hatinya Kak Dicky. Aku menyukainya, Diary. Aku mencintainya, Diary. Aku memujanya, Diary. Sungguh tak ada lagi yang aku inginkan selain Kak Dicky. Kau boleh bilang aku sudah gila bahkan apapun. Aku tak perduli. Kak Dicky sudah membuat aku seperti ini. Besok aku harus menyiapkan kejutan selanjutnya untuk Kak Dicky. Jadi mulai sekarang aku harus merencanakan semuanya. Doakan aku berhasil yah. Bye :)

" Aku menghancurkan semuanya, Nad. " ujarku.


14 Juni 2009

Dear Diary,
Pagi ini aku akan memasakkan nasi goreng untuk Kak Dicky. Aku sudah belajar memasak dengan mama. Semoga Kak Dicky suka dengan nasi goreng buatan ku. Huh, aku akan mulai untuk memasak sekarang. Dan kau Diary, cukup berdiam di meja belajar ku saja yah . Hahahah


" Kau sangat baik, Nad " decak ku.


17 Juni 2009

Dear Diary,
Aku sedih, Kak Dicky menolak mentah-mentah makanan buatanku. Kak Dicky jahat, aku benci dia. Apakah aku salah menginginkannya ?? Apakah aku salah bila mencintainya ?? Mengertilah perasaan ku Kak Dicky. Aku sangat-sangat mencintaimu. Aku harap kau pun begitu padaku. Kau kan tau Kak Dicky, aku telah menuruti semua permintaan mu. Walau aku menjadi bahan tertawaan tapi aku rela kok. Pliss, mengerti aku !!
Nyesek banget tau gak rasanya tuh, Diary.

" Aku terlalu jahat, Nadya " sesalku .
Air mata yang menetes tak kan mampu mewakilkan sakitnya hatiku. Tombak penyesalan menusuk habis jantungku. Aku menyesal . Sungguh menyesal.

23 Juni 2009

Dear Diary,
Yeay. Kak Dicky menerima bekal dari ku. Horee, aku senang sekali. Walaupun sebenarnya aku sedikit kecewa sih, karna setelah Kak Dicky menerima bekal ku itu. Dia langsung berlari ke kotak sampah dan membuang makanan buatan itu. Tega banget sih. huhuhu !! Tapi biarlah , Kak Dicky mau menerima bekal ku saja aku sudah cukup senang. I HEART U Kak Dicky !


" Aku bodoh membiar kan kamu Nadya " tangis ku.

26 Juni 2009
12.30 "

Dear Diary,
Hari ini Kak Dicky marah besar. Aku juga sampai terkena marahannya. Padahal kan aku tak tau sedikitpun penyebab kemarahan Kak Dicky. Uhh JAHAT !! Aku kembali di cuek in dari Kak DickyBerhentilah memarahi aku Kak Dicky ! hikss hikss hikss.


" Aku mengaku salah, Nad " sesalku.


26 Juni 2009
13.55

Dear Diary,
Aku heran kenapa Kak Dicky bisa menyuruh ku untuk memotong nadiku di depan kelas. Huh, membayangkannya saja aku sudah merinding. Tapi hanya gara-gara permintaan konyol satu ini, pengorbanan ku slama ini akan sia-sia. Ini gak boleh terjadi. Aku bingung banget ! Di satu sisi aku gak mungkin melakukan hal konyol itu, tapi disisi lain aku gak ingin pengorbananku sia-sia. Menurut kau Diary, apa yang harus aku lakukan ??
Mungkin sebaiknya aku menuruti saja keinginan Kak Dicky, aku sanggup kok. Asal Kak Dicky bahagia aku juga akan bahagia. Tapi sebelum itu, aku akan menulis surat terakhir untuk Kak Dicky. Hahaha, aku takut nantinya aku akan mati Diary. Aku takut meninggalkan kamu sendiri. Kalau aku mati, aku titip Kak Dicky yah. Bye, terimakasih sudah menjadi temanku selama ini. Hikss, SELAMAT TINGGAL DIARY, I LOVE U KAK DICKY.




" Arghhh,, aku juga mencintaimu, Nadya. Kenapa kau harus melakukan perintah gila itu ?? Aku tidak bermaksud menginginkan hal itu terjadi ? Aku tak ingin kau mati ? " tangisku .

" Aku akan slalu mencintaimu " ucapku berteriak.


Kaki ku terus melangkah ke sebuah ruangan, terberhenti di dapur . Tanpa takut aku mengambil sebilah pisau , dan perlahan kutusukkan ke perutku. Semakin dalam dan menyakitkan.
" Aku akan menyusulmu Nadya dan akan slalu bersamamu " ucapku .





================ END ==========









Blogger news

Blogger templates