Pages

Subscribe:

Minggu, 13 Mei 2012

Only You (CERPEN)


Aku berdiri menghadap cermin yang ada di depanku
Aku sungguh terlihat mengerikan tanpamu
Sadarkah kamu akan hal itu !
Cukup sudah luka yang kamu dapat dari Ku

Kamu terlalu sering menangis karna ku
Aku terlalu lemah tak bisa menjagamu
Aku terlalu sakit melihat mu menangis
Jangan buang air suci itu

Terlalu berharga rasanya air itu turun dan mengalir dipipimu
Kamu menangis dalam pelukanku
Tak bisa ku tepis rasa indah di hati
Tapi aku memang tak pantas bersamamu



" Jangan menangis, aku sudah memikirkan semua ini. Kita memang harus berpisah, aku yakin kamu akan bahagia bersama lelaki yang sudah di jodohkan denganmu itu " ucapku dan berlalu pergi.


Sesungguhnya aku tak pergi meninggalkannya sendirian,  aku hanya sekedar bersandiwara.  Aku tau dia tersiksa mencintaiku.  Aku lelaki yang tak baik untuknya.  Aku hanya membuatnya  menangis karna semua sikapku.  Egoku dan semua kekuranganku. Orangtuanya membenciku, menghinaku,  bahkan menghujatku dengan kata-kata kasar.  Terlalu sakit melihatnya bertengkar dengan orangtuanya hanya gara-gara aku. Padahal aku bukanlah siapa-siapa, aku hanya setitik debu yang tak berguna.  Hidupku sulit,  sulit untuk dijalani.  Aku masih mengintip dari kejauhan,  dia masih menangis.  Tak lama, datang seorang lelaki.  Yang aku tau lelaki itu sudah di jodohkan dengan gadisku itu.  Kalau tak salah nama lelaki itu adalah Rangga. Sedangkan gadisku itu bernama, Tata Vannessa. Aku ? Tak perlu aku jelaskan, aku adalah aku! Seorang lelaki bodoh, yang menangis membiarkan gadisnya bersama lelaki lain ! Itu lah aku Reza Anugrah. Aku hanya seorang gembel jalanan yang ditelantarkan orangtuaku di Panti Asuhan. Derita ! Yah aku memang sangat menderita dengan keadaan ini. Hidup sungguh menderitakan. Beruntungnya masih ada wanita yang mencintaiku, mencintaiku dengan tulus. Aku tak berniat memutuskan hubungan ini, aku masih sangat menyayangi gadisku ini. Aku akan selalu berusaha melupakannya dan membiarkannya bahagia dengan orang lain.



*******


Sejenak aku mengerjapkan mataku, aku menggeliat perlahan dan melihat gadisku sedang duduk di samping kasurku sambil membawa sarapan. Yah, pekerjaannya setiap pagi hanyalah itu. 

" Udah bangun ? " tanyanya lembut.
" Hoam, baru bangun kok " jawabku.
" Mandi dulu sana " suruhnya.

Aku langsung mencomot roti isi yang disiapkannya untuk ku. Tak lupa aku meneguk susu manis, semanis wajahnya.Aku bangun dan bergegas ke kamar mandi. Kulihat dia membersihkan kamarku yang super duper berantakan. Setelah 15 menit aku mandi, aku langsung bersiap-siap untuk pergi ke kantor.

" Za, kamu nanti pulang jam berapa ? " tanyanya sambil memasangkan dasi dileherku.
" Aku akan pulang lebih awal, setelah itu aku akan mengajakmu pergi. Bagaimana ? " tawarku.
" Terserah saja " ucapnya sambil terkekeh geli tak jelas.
" Kalau begitu aku pergi dulu yah, bye " ucapku dan mencium lembut keningnya.

Bahagia, aku bahagia sekali ternyata gadis  impianku Tata Vannessa sekarang tlah menjadi istriku. Hidup memang indah. Banyak kupu-kupu berterbangan di hatiku, bunga-bunga pun bermekaran indah. Akhirnya sampai lah aku di sebuah perusahaan. Yah ini perusahaanku, setiba di depan kantor. Seorang Security menyambut baik kedatanganku, ia langsung membuka pintu mobilku. Aku pun turun dan tak lupa mengucapkan terimakasih. Walaupun sudah sukses aku tetap tidak mau bersombong diri. Aku mulai melangkah memasuki kantorku. Semua pegawai menyapaku ramah seperti hari-hari lainnya. Sempurna, hidupku memang sempurna. Tak ada hal yang sempurna kecuali hidupku. Aku mencintai hidupku dan istriku. Hari ini aku memang tak mempunyai jadwal meeting, jadi aku akan menepati janjiku pada istriku. Aku akan membawanya ketempat yang indah, seindah hidupku. 


Memandangnya aku hanya tersenyum
Aku tersenyum malu dan tenggelam
Kamu menatapku dengan sedih
Tatapan yang sama sekali tak ku mengerti

Adakah yang salah pada diriku
Hidup kita begitu indah
Berebut kasih sayang yang akan menjadi satu
Ku mohon ikut tersenyum

Impianku memilikmu selamanya
Tanpa ada hambatan serta penghalang
Dimana dunia terlihat sempurna
Dan penderitaanpun tak datang



" Aku pulang " teriakku.
" Kau sudah pulang, sayang. Cepat sekali ! " ucapnya.
" Jangan banyak bertanya, sebaiknya cepat berdandan yang cantik, Kita akan pergi sekarang " ungkapku.

Ku lihat ia hanya tersenyum bingung kearah ku. Aku hanya menyambut senyumnya dengan senyumku yang menggoda. Seakan tau kebiasaanku, dia segera masuk kekamar untuk mengganti pakaiannya. Cukup lama aku menunggu dan cukup menyesal aku menyuruhnya untuk berdandan yang cantik. Aku tak suka menunggu.

" Huh" dengusku kesal.
" Tadaaa " serunya mengagetkanku.
Aku hanya mampu diam tak dapat berkata apa-apa. Cantik. Gadisku ini begitu cantik. 
" Maaf yah, membuatmu menunggu lama " sesalnya.
" Lima tahunpun aku rela menunggu demi mu " ucapku.
Yang ku tau reaksinya hanya tertawa. Segera kutarik pelan tangannya menuju mobil. Aku akan memperlakukannya melebihi seorang putri dari kerajaan manapun. Tata Vannessa dialah hidupku, bukan bagian tapi seluruhnya. Seluruh hidupku.




*********




Lama kami terdiam memandangi langit malam. Anehnya tak ada satu bintang pun yang bertebaran. Mungkin bintang sedang  tertidur. Sial, pupus harapanku ingin meminta harapan pada bintang jatuh. Jangankan jatuh, bintangnya pun tak mau hadir. Pertanda buruk kah semua ini ? Aku menunggu saat-saat terbaik dalam hidupku, membuat permintaan bersama gadisku. Aku hanya ingin meminta untuk hidup bahagia selamanya. Gadisku itu hanya memandang nanar langit malam yang kelam. Perlahan air mataku jatuh, aku terlihat nampak bodoh. 

" Sayang, bolehkah aku bertanya ? " ucapnya memulai percakapan.
" Tentu, boleh. Aku akan menjawab semua pertanyaanmu, Tuan Putri " ujarku sambil terkekeh.
" Apa kau berjanji tak kan meninggalkanku ? " tanyanya.
Aku hanya diam, memandang lekat-lekat setiap lekuk wajahnya. Aku sedikit berpikir, begitu bodohkah aku akan meninggalkannya. Istriku itu masih menunggu jawabanku ia menatapku seperti ingin mengatakan cepat-jawab-pertanyaanku-itu.
" Hahaha, aku berjanji tak kan pernah meninggalkanmu, sayang " ucapku.
Dia hanya tersenyum penuh kebahagiaan. Mungkin!

Aku hanya berharap
Cinta kita akan abadi
Seabadi harapan kita
Seabadi kasih sayang kita

Aku hanya menginginkan saat-saat ini
Saat indah bersamamu
Saat indah yang aku nantikan
Saat indah yang akan terkenang

Seakan membisu aku terdiam
Ditempat ini aku akan menceritakan
Kata-kata cinta tak sanggup terucapkan
Sepertinya ingatan indah tak terlupakan



" Apa kau haus ? " tanya ku.
" Iyah, mungkin sedikit haus " jelasnya.
" Tunggulah disini aku akan membelikan minuman untukmu " ucapku seraya bergerak bangkit dari tempatku.
" Jangan. Tak perlu, kita pulang saja " ucapnya.
" Tidak, aku masih ingin menghabiskan malam indah ini hanya bersamamu. Kau cukup duduk saja disini, aku akan membelikan minuman untukmu " ucapku dan berlari pergi.

Aku masih menatapnya dari toko kecil tempat ku membeli minuman, memang tak jauh mungkin berseberangan. Dia kembali menatapku sedih. Aku semakin tak mengerti di buatnya. Setelah memberikan uang, aku kembali berlari . Aku masih fokus menatap gadisku itu. Tanpa kusadari, ada sebuah mobil melaju kencang  dan berhasil menyenggol tubuhku. Mungkin bukan menyenggol tapi menghantam tubuhku. Aku benar-benar rapuh, aku tak bisa bertahan. Sakit terasa di sekujur tubuhku, pandanganku kabur dan perlahan menghilang. Semuanya gelap !



********


Aku hanyut ke dalam ingatanku
Aku berputar seputar ini sampai akhir
Kau masih menggenggam ku dengan erat
Meskipun aku tidak bisa melihatmu lagi

Aku memohon agar bisa melihat mu lagi
Aku memohon agar aku di berikan kesempatan
Aku memohon agar aku bisa bertahan
Hanya permohonan dan sebuah harapan

Hatiku yang perih
Berteriak untuk ku agar bisa menemukanmu
Dimana kamu ?
Kau tidak bisa mendengarku ?
Untuk ku ...


Aku ada di ruangan serba putih, anehnya aku melihat seorang lelaki. Lelaki itu adalah Rangga. Ia lelaki yang di jodohkan dengan Tata Vannessa. Kenapa dia ada disini ? Perlahan aku bisa mendengar suara tangisan, tangisan kesedihan. Aku mencoba membuka mataku lebih lebar. Tapi itu sulit, sangat menyakitkan. Akhirnya aku hanya dapat terpejam dan mendengarkan suara tangisan gadisku. Aku memang lemah, berkali-kali aku membuat gadisku menangis, dan sekarang lagi. Ia menangisiku. Samar-samar kudengar tangisannya.

" Jangan tinggalin aku, Reza. Apa kau lupa dengan janjimu? Kau juga akan menikahiku bukan ? Kenapa kau pergi, aku tak pernah bisa hidup tanpamu. Aku tak bahagia tanpamu, Reza. Bangunlah. Bangunlah. Aku tau kau mencintaiku, kau berkata bohong bila ingin melupakanku. Aku ada disini, bangunlah. Buka matamu untukku ! " ucapnya parau.
Tunggu, tadi dia mengatakan aku akan menikahinya. Akan ? Bukannya kami sudah menikah ! Aku berusaha mengingat, memutar ingatanku. Meski sulit  aku tetap mencobanya. Dan berhasil aku memang mengingatnya. Aku ingat saat aku memutuskan hubungan dengan gadis ku ini. Aku ingat setelah melihatnya pergi bersama Rangga, aku berlari. Aku berlari tak tentu arah. Dan aku tertabrak, aku kecelakaan. Aku mengalami koma, dan selama koma itu aku bermimpi tentang khayalan aku menikah dengan gadisku. Dan sekarang aku terbaring lemah tak berdaya. Sakit sekali rasanya, aku tak bisa bertahan. Aku merasakan sakit itu, sakit itu yang menambah penderitaanku. Tangisan gadisku, sakit semakin sakit . Aku hanya berharap gadisku bahagia.


Tiiiiiiiiiiiiittttttttttt.


Terdengar suara dari alat canggih itu. Alat yang tertempel di badanku. Aku mati, yah aku mati. Maafkan aku Tata, aku pergi meninggalkanmu. Aku tak menepati janji itu. Janji kita bersama .



Aku berdoa saat jantung sakit
Jika kita masih bisa bertemu ketika hujan berhenti
Aku sangat sengsara sekarang
Meninggalkan kamu membuat saat ini aku menderita

Jika Aku bisa kembali pada saat itu 
Ungkapan dari aku yang hanya kamu dapat mendengarkan
Ungkapan Aku merindukanmu, mencintaimu
Ungkapan yang mengatakan aku ingin memelukmu

Aku selamanya bersama kamu
Aku selamanya mencintaimu
Walau raga tlah mati
Hati ku masih teruntukmu



END 






Kesalahanku (CERPEN)






Siang itu, aku terduduk manis berlindung di bawah pohon untuk mencari ketenangan. Sekedar melepas penat dari hal-hal yang membuat mood ku jelek. Bahkan menjadi sangat jelek untuk saat ini. Pacar gila ku itu sibuk memikirkan kecantikannya di salon. Setiap kali jalan hanya pusat perbelanjaanlah yang ia tuju. Sebenarnya aku sudah muak dengan sifatnya itu, tapi aku bertahan untuk satu alasan dan alasan itu adalah cinta. Aku mencintainya, bahkan terlalu mencintainya. Dialah cinta pertamaku, aku sempat merasa heran mengapa aku bisa jatuh cinta pada wanita yang boros seperti ini. Tapi aku tak menyangkal pacarku ini memang cantik natural, natural karna tiap menit dan detik tak pernah bosan untuk ke salon. Tak tau apa yang ada dipikirannya, aku tak perduli. Menurutku jika aku bersamanya, aku terlihat lebih cocok. Karna apa ? Karna aku adalah  lelaki yang sangat famous di kampus, terkenal karna wajah yang tampan, kaya, otak yang pintar, dan kapten basket. Jadi aku tak mau image ku hancur hanya gara-gara aku berpacaran dengan wanita yang tidak selevel famous nya dengan ku. Ku akui, bahwa aku memang sedikit sombong. Emm bukan sedikit, bahkan cukup banyak kesombongan yang aku miliki. Aku berpikir sejenak, apakah pacar ku ini masih mau menjadi pasanganku jika aku sudah tak memiliki semua kelebihan yang aku sebutkan tadi? Aku hanya berharap wanita yang aku cintai sekarang akan menjadi pasangan hidupku untuk selamanya.
Tanpa aku sadari, ada seseorang yang menepuk pelan pundakku.

“ Hei ! “ serunya menyadarkan ku dari lamunan.
“ Morgan “ ucapku kaget.
“ Ngapain disini sendirian, Dick? “ tanyanya.
“ Lagi nunggu Putri, Gan “ jawabku pelan.
“ Emangnya Putri kemana ? “ tanyanya lagi.
“ Main bola “ cetus ku sekenanya.
“ Main bola ? “ ulangnya.
“ Aku capek, mendingan aku pulang ke rumah aja deh. Bye, Gan “ ucapku dan pergi meninggalkan Morgan yang masih membutuhkan penjelasan.


###############


Aku menggeliat di tempat tidurku, aku terbangun mendengar teriakan merdu mama. Ia berteriak karna ada Putri datang ke rumah. Dengan malas aku bangun dan melangkah untuk mencuci muka ku sejenak. Setelah selesai, aku langsung bergegas menghampir Putri di ruang tamu.

“ Mau ngapain ? “ tanyaku dengan muka yang ditekuk.
“ Maaf yah, tadi aku gak bisa ke nemuin kamu “ ucapnya dengan muka yang setengah bersalah.
“ Gak apa-apa, udah biasa “ ujarku menyindir.
“ Maaf banget. Beneran deh, tadi tuh salon langganan aku tuh penuh. Jadi harus nunggu lama “ jelasnya.
“ Udah tau “ ucapku dengan ketus.
“ Baguslah kalo kamu udah tau! Berarti kamu gak marah sama aku kan. Ya udah, aku sekarang mau ke Mall. Aku mau belanja bareng teman-teman, kamu tidur ajah di rumah. Jangan kemana-mana yah, sayang. Daah “ ucap nya dengan santai.
“ Stres, sinting, songong deh. Dasar gila, lebih mentingin hobinya di banding aku pacarnya. Selama ini aku dianggap apa sama dia. Jahat ! “ ucapku seraya kembali kekamar.
Tapi sebelum sampai ke kamar, aku mendengar teriakan dari mama. Anehnya ini bukan teriakan merdu, melainkan lengkingan keras dari mama.
“ Dicky ! “ lengking mama.
“ Hmm, apa ? ucapku menuju dunia lain,maksud ku dunia mama (Dapur).
“ Kamu mau nolong mama gak ? “ tanya mama.
“ Nolong apa ? “ ucapku dengan balik bertanya.
“ Jadi gini, kebun yang menjadi pemandangan indah jika mama bekerja didapur itu rumputnya udah panjang-panjang “ ucap mama.
“ Terus mama, mau nyuruh Dicky yang motong rumput itu! “ ujar Dicky sambil memotong pembicaraan mamanya.
“ Gak kok. Kalo mama nyuruh kamu yang motong rumput di kebun itu, nantinya bukan pemandangan indah yang mama dapet, malah nanti pemandangan tandus, setandus muka kamu “ ungkap mama sambil terkekeh.
“ Gak lucu “ balasku kesal.
“ Sudah-sudah “ kata mama menetralkan suasana.
“ Sudah apanya! Sudah makan dulu sanah ! “ ucap Dicky yang kali ini mulai terkekeh juga.
“ Halah, kamu ini. Maksud mama, tolong kamu jemput Pak Reza “ ucap mama.
“ Pak Reza siapa, ma ? “ tanyaku bingung.
“ Saudaranya Bik Inah di kampung. Nanti Pak Reza yang sementara waktu akan menjadi tukang kebun di rumah kita “jelas mama.
“ Memang nya Mang Bisma kemana, Ma ? “ tanya Dicky lagi.
“ Mang Bisma pulang kampung, kangen anak istrinya “ jawab mama yang masih beraktivitas ria dengan masakannya itu.
“ O “ ucapku simple.
“ Ambil di meja makan alamat rumahnya. Buruan jemput Pak Reza nya  “ suruh mama.
“ Tunggu bentar, Dicky mau ngambil kunci motor dulu “ ujar Dicky beranjak dari dapur.
“ Heh, kamu itu jadi anak kok gak ada pintar-pintarnya sih. Masa kamu mau jemput satu keluarga pake motor sih. Emangnya motor itu mobil apa, dan sejak kapan mobil berubah namanya jadi motor! “ omel mama.
“ Loh kok satu keluarga sih, mama kan bilangnya cuma Pak Reza aja “ elak Dicky.
“ Pak Reza, Istrinya, sama anaknya satu. Jadi 3 orang, anaknya yang perempuan itu mau kuliah disini, terus istrinya pak Reza mau jadi pembantu disini “ jelas mama.
“ Dicky pergi. Daah “ ucap ku yang langsung keluar tanpa menunggu mama mengeluarkan dekrit untuk ku.


##########

Telah beberapa bulan berlalu,  semenjak kedatangan Pak Reza dan keluarganya tertentu untuk anak perempuannya yang bernama Nadya Amanda. Jujur, aku memang jatuh cinta padanya. Tapi sayangnya dia hanya anak pembantu dan anak dari tukang kebun di rumahku. Dan sampai kapan pun akan tetap begitu. Aku tak kan mau merusak image ku yang famous hanya gara-gara berpacaran dengan anak pembantu. Sungguh tak mungkin! Cihh! Tak sudi rasanya.
Hari ini, aku melihat Putri bertandang ke rumahku. Cantik! Tapi aku tak mencintainya lagi. Ingin aku memutuskan nya bersama hubungan ini. Tapi rasanya tak bisa, aku sudah terlanjur terkenal bersamanya, meski tanpa cinta.

“ Hai sayang “ sapanya manja padaku.
“  Tumben ke rumah, biasanya kamu sibuk “ ucapku.
“  Lupakan, aku kesini hanya ingin mengajak mu dinner ! “ jelasnya.
Sementara itu, datang Nadya dengan membawa nampan berisi minuman untuk Putri. Dan tanpa sengaja ia terpeleset, minuman yang ia bawa tumpah mengenai wajah serta baju Putri.  Sontak itu membuat Putri marah dan memaki Nadya.

“ Dasar pembantu sialan, Kau tak tahu harga baju ku ini sangat mahal. Muka ku yang setiap hari harus perawatan supaya terlihat cantik  sekarang malah terlihat mengerikan. Ishh, gaji mu itu belum bisa mengganti kerugian yang aku alami “ maki Putri.
“ Maaf, maaf kan aku Nona. Aku sungguh tidak sengaja. Sekali lagi maafkan aku “ ucap Nadya dengan muka memelas.
“ Sudahlah, Putri. Nadya telah meminta maaf padamu. Dan kau Nadya, pergi ke dapur “ ucapku tegas.
“ Baju ku. Hikss! Muka ku. Hikss! “ tangis manja Putri menyita perhatianku.
“ Sebaiknya kamu pulang saja, nanti malam jam 7, aku jemput di rumahmu “ ucapku.
“ Memang seharusnya begitu. Sepulang dari rumahmu ini aku akan langsung ke salon untuk membenarkan muka ku yang mulai takcantik karna pembantu jelek mu itu “ ucapnya kesal dan berlalu pergi.
“ Huh melelahkan “ dengusku.


Waktu berlalu, matahari berganti bulan. Saat ini aku sedang berkencan dengan pacar gilaku itu. Aku hanya dapat muak dengan ritualnya itu sebelum makan. Dengan menanyakan bahan-bahan apa yang terbuat dari makanan yang akan dia makan? Apkah ada lemak yang berlebihan ? Kandungan gizinya berapa? Sampai bertanya apakah aku cantik ? Kadang-kadang aku malu jika bersamanya. Aku terlalu risih dibuatnya. Aku merasakan ad sesuatu yang bergetar dalam saku jaket ku. Handphone ku, terlihat dari layar nama Nadya pun muncul. Selama ini aku memang dekat dengan Nadya, tapi aku tetap menjaga kelevel an statusku. Hanya sebagai pembantu dan majikannya.

“ Hallo “ ucapku.
“ Mhh, maaf . Jika aku mengganggu anda, Tuan. Aku hanya ingin bertanya apakah masih ada pekerjaan yang harus aku selesaikan selain tugas skripsi ini ? “ tanya nya.
“ Ohh iya aku lupa, kalau kau sudah selesai istirahat lah. Tak ada lagi pekerjaan dariku untukmu “ ucapku memutuskan pembicaraan.

Memang aku selalu menyuruhnya mengerjakan semua tugas kuliahku. Dia cukup pintar, tapi tak sepintar aku. Kurasa handpone ku bergetar lagi dan nama Nadya kembali tertera di layar Handphoneku. Terlalu menurunkan derajat jika aku bertelponan dengan pembantu. Aku mereject panggilan darinya. Dan kembali kulanjutkan makan malam ku bersama Putri.


###############

Hari-hari kembali berlalu. Bersama detik, menit, dan jam pun ikut berjalan meninggalkanku.
Nadya dan keluarganya memtuskan untuk berhenti bekerja dan pulang ke kampung. Aku sedikit shock, mungkin aku akan merindukannya. Merindukan kenangan kami. Aku masih tetap saja tak bisa berubah, bahkan aku tau penyebab Nadya pergi dari rumahku. Semua ini karna aku, karna perkataanku. Kemarin Nadya sempat mengatakan padaku bahwa ia mencintaiku, dan aku berusah menepis keinginan dihatiku. Kesombongan terlalu kuat, aku memakinya dan membully nya tanpa perasaan. Hingga dia mengatakan dia membenci aku dan tak mau melihatku lagi.
Sekarang semuanya terbukti, ia akan meninggalkanku . Aku memang menyesal, tapi menurutku penyesalan itu akan terhapus seiring berjalannya waktu. Dan, pagi ini aku berniat untuk pergi ke kampus, tapi tiba-tiba mobil yang aku kendarai tiba-tiba saja oleng dan berhasil membuatku menabrak sebuah truk.
Bau obat-obat an menyeruak sampai ke hidungku. Aku berada di rumah sakit . Perlahan aku memaksakan membuka mataku, aku melihat kedua orang tua ku sedang berbicara dengan Dokter.

“ Bagaimana keadaan anak saya, Dok ? “ tanya mama dengan raut wajah khawatir.
“ Anak ibu baik-baik saja. Tapi, kecelakaan yang terjadi mengakibatkan benturan keras dikepalanya. Pecahan kaca mobil menusuk wajahnya dan sebagian pecahan itu berhasil menusuk matanya juga. Jadi dapat disimpulkan, bahwa anak ibu mengalami cacat di wajahnya dan kemungkinan anak ibu akan buta permanen “ terang Dokter itu.

Seperti yang aku lihat, mama hanya dapat menangis melihat semua ini. Dan papa hanya bisa menenangkan mama dengan memeluk hangat. Sedangkan aku, aku kehilangan ketampananku, aku buta. Kulihat dari arah pintu teman-temanku yang  tadinya mungkin berniat menjengukku, pergi meninggalkan ku. Bahkan pacarku itu, ia juga ikut pergi bersama MORGAN. Ia pergi bersama Morgan sahabatku, mereka bergandengan tangan. Nampak jelas, penderitaanku lengkap. Nadya! Yang kuharapkan hanya kedatangannya. Itu tak akan mungkin terjadi, ia telah terlanjur sakit hati dengan perkataanku. Dan sekarang aku benar-benar menyesal.

Aku memang tak baik
Bahkan aku juga brengsek
Aku tidak bisa menjadi lelaki sejati
Aku hanya orang bodoh

Benar-benar seorang pengecut
Itu lah aku yang dulu
Yang tak bisa mengatakan cinta padamu
Aku merasa aku tahu tentang cinta, Kembali padaku

Aku berbohong tak mencintaimu
Aku sadar kamu yang terbaik
Kamu yang terbaik untukku
Kita saling mencintai

Aku tak pernah percaya dengan hatiku
Aku anggap cintamu hanya sebuah lelucon
Aku mencintaimu tak dapat menghapusmu
Aku menangis karnamu, sekarang

Dulu, saat itu
Aku tak tau cinta tak bersyarat
Cinta tak memandang derajat
Cinta hanyalah perasaan

Kamu tak kan kembali
Titik perpisahan tlah ku injak
Aku hanya berharap luka dalammu sembuh
Yang aku tau aku rapuh tanpa kamu



END









Blogger news

Blogger templates