Pages

Subscribe:

Minggu, 13 Mei 2012

Kesalahanku (CERPEN)






Siang itu, aku terduduk manis berlindung di bawah pohon untuk mencari ketenangan. Sekedar melepas penat dari hal-hal yang membuat mood ku jelek. Bahkan menjadi sangat jelek untuk saat ini. Pacar gila ku itu sibuk memikirkan kecantikannya di salon. Setiap kali jalan hanya pusat perbelanjaanlah yang ia tuju. Sebenarnya aku sudah muak dengan sifatnya itu, tapi aku bertahan untuk satu alasan dan alasan itu adalah cinta. Aku mencintainya, bahkan terlalu mencintainya. Dialah cinta pertamaku, aku sempat merasa heran mengapa aku bisa jatuh cinta pada wanita yang boros seperti ini. Tapi aku tak menyangkal pacarku ini memang cantik natural, natural karna tiap menit dan detik tak pernah bosan untuk ke salon. Tak tau apa yang ada dipikirannya, aku tak perduli. Menurutku jika aku bersamanya, aku terlihat lebih cocok. Karna apa ? Karna aku adalah  lelaki yang sangat famous di kampus, terkenal karna wajah yang tampan, kaya, otak yang pintar, dan kapten basket. Jadi aku tak mau image ku hancur hanya gara-gara aku berpacaran dengan wanita yang tidak selevel famous nya dengan ku. Ku akui, bahwa aku memang sedikit sombong. Emm bukan sedikit, bahkan cukup banyak kesombongan yang aku miliki. Aku berpikir sejenak, apakah pacar ku ini masih mau menjadi pasanganku jika aku sudah tak memiliki semua kelebihan yang aku sebutkan tadi? Aku hanya berharap wanita yang aku cintai sekarang akan menjadi pasangan hidupku untuk selamanya.
Tanpa aku sadari, ada seseorang yang menepuk pelan pundakku.

“ Hei ! “ serunya menyadarkan ku dari lamunan.
“ Morgan “ ucapku kaget.
“ Ngapain disini sendirian, Dick? “ tanyanya.
“ Lagi nunggu Putri, Gan “ jawabku pelan.
“ Emangnya Putri kemana ? “ tanyanya lagi.
“ Main bola “ cetus ku sekenanya.
“ Main bola ? “ ulangnya.
“ Aku capek, mendingan aku pulang ke rumah aja deh. Bye, Gan “ ucapku dan pergi meninggalkan Morgan yang masih membutuhkan penjelasan.


###############


Aku menggeliat di tempat tidurku, aku terbangun mendengar teriakan merdu mama. Ia berteriak karna ada Putri datang ke rumah. Dengan malas aku bangun dan melangkah untuk mencuci muka ku sejenak. Setelah selesai, aku langsung bergegas menghampir Putri di ruang tamu.

“ Mau ngapain ? “ tanyaku dengan muka yang ditekuk.
“ Maaf yah, tadi aku gak bisa ke nemuin kamu “ ucapnya dengan muka yang setengah bersalah.
“ Gak apa-apa, udah biasa “ ujarku menyindir.
“ Maaf banget. Beneran deh, tadi tuh salon langganan aku tuh penuh. Jadi harus nunggu lama “ jelasnya.
“ Udah tau “ ucapku dengan ketus.
“ Baguslah kalo kamu udah tau! Berarti kamu gak marah sama aku kan. Ya udah, aku sekarang mau ke Mall. Aku mau belanja bareng teman-teman, kamu tidur ajah di rumah. Jangan kemana-mana yah, sayang. Daah “ ucap nya dengan santai.
“ Stres, sinting, songong deh. Dasar gila, lebih mentingin hobinya di banding aku pacarnya. Selama ini aku dianggap apa sama dia. Jahat ! “ ucapku seraya kembali kekamar.
Tapi sebelum sampai ke kamar, aku mendengar teriakan dari mama. Anehnya ini bukan teriakan merdu, melainkan lengkingan keras dari mama.
“ Dicky ! “ lengking mama.
“ Hmm, apa ? ucapku menuju dunia lain,maksud ku dunia mama (Dapur).
“ Kamu mau nolong mama gak ? “ tanya mama.
“ Nolong apa ? “ ucapku dengan balik bertanya.
“ Jadi gini, kebun yang menjadi pemandangan indah jika mama bekerja didapur itu rumputnya udah panjang-panjang “ ucap mama.
“ Terus mama, mau nyuruh Dicky yang motong rumput itu! “ ujar Dicky sambil memotong pembicaraan mamanya.
“ Gak kok. Kalo mama nyuruh kamu yang motong rumput di kebun itu, nantinya bukan pemandangan indah yang mama dapet, malah nanti pemandangan tandus, setandus muka kamu “ ungkap mama sambil terkekeh.
“ Gak lucu “ balasku kesal.
“ Sudah-sudah “ kata mama menetralkan suasana.
“ Sudah apanya! Sudah makan dulu sanah ! “ ucap Dicky yang kali ini mulai terkekeh juga.
“ Halah, kamu ini. Maksud mama, tolong kamu jemput Pak Reza “ ucap mama.
“ Pak Reza siapa, ma ? “ tanyaku bingung.
“ Saudaranya Bik Inah di kampung. Nanti Pak Reza yang sementara waktu akan menjadi tukang kebun di rumah kita “jelas mama.
“ Memang nya Mang Bisma kemana, Ma ? “ tanya Dicky lagi.
“ Mang Bisma pulang kampung, kangen anak istrinya “ jawab mama yang masih beraktivitas ria dengan masakannya itu.
“ O “ ucapku simple.
“ Ambil di meja makan alamat rumahnya. Buruan jemput Pak Reza nya  “ suruh mama.
“ Tunggu bentar, Dicky mau ngambil kunci motor dulu “ ujar Dicky beranjak dari dapur.
“ Heh, kamu itu jadi anak kok gak ada pintar-pintarnya sih. Masa kamu mau jemput satu keluarga pake motor sih. Emangnya motor itu mobil apa, dan sejak kapan mobil berubah namanya jadi motor! “ omel mama.
“ Loh kok satu keluarga sih, mama kan bilangnya cuma Pak Reza aja “ elak Dicky.
“ Pak Reza, Istrinya, sama anaknya satu. Jadi 3 orang, anaknya yang perempuan itu mau kuliah disini, terus istrinya pak Reza mau jadi pembantu disini “ jelas mama.
“ Dicky pergi. Daah “ ucap ku yang langsung keluar tanpa menunggu mama mengeluarkan dekrit untuk ku.


##########

Telah beberapa bulan berlalu,  semenjak kedatangan Pak Reza dan keluarganya tertentu untuk anak perempuannya yang bernama Nadya Amanda. Jujur, aku memang jatuh cinta padanya. Tapi sayangnya dia hanya anak pembantu dan anak dari tukang kebun di rumahku. Dan sampai kapan pun akan tetap begitu. Aku tak kan mau merusak image ku yang famous hanya gara-gara berpacaran dengan anak pembantu. Sungguh tak mungkin! Cihh! Tak sudi rasanya.
Hari ini, aku melihat Putri bertandang ke rumahku. Cantik! Tapi aku tak mencintainya lagi. Ingin aku memutuskan nya bersama hubungan ini. Tapi rasanya tak bisa, aku sudah terlanjur terkenal bersamanya, meski tanpa cinta.

“ Hai sayang “ sapanya manja padaku.
“  Tumben ke rumah, biasanya kamu sibuk “ ucapku.
“  Lupakan, aku kesini hanya ingin mengajak mu dinner ! “ jelasnya.
Sementara itu, datang Nadya dengan membawa nampan berisi minuman untuk Putri. Dan tanpa sengaja ia terpeleset, minuman yang ia bawa tumpah mengenai wajah serta baju Putri.  Sontak itu membuat Putri marah dan memaki Nadya.

“ Dasar pembantu sialan, Kau tak tahu harga baju ku ini sangat mahal. Muka ku yang setiap hari harus perawatan supaya terlihat cantik  sekarang malah terlihat mengerikan. Ishh, gaji mu itu belum bisa mengganti kerugian yang aku alami “ maki Putri.
“ Maaf, maaf kan aku Nona. Aku sungguh tidak sengaja. Sekali lagi maafkan aku “ ucap Nadya dengan muka memelas.
“ Sudahlah, Putri. Nadya telah meminta maaf padamu. Dan kau Nadya, pergi ke dapur “ ucapku tegas.
“ Baju ku. Hikss! Muka ku. Hikss! “ tangis manja Putri menyita perhatianku.
“ Sebaiknya kamu pulang saja, nanti malam jam 7, aku jemput di rumahmu “ ucapku.
“ Memang seharusnya begitu. Sepulang dari rumahmu ini aku akan langsung ke salon untuk membenarkan muka ku yang mulai takcantik karna pembantu jelek mu itu “ ucapnya kesal dan berlalu pergi.
“ Huh melelahkan “ dengusku.


Waktu berlalu, matahari berganti bulan. Saat ini aku sedang berkencan dengan pacar gilaku itu. Aku hanya dapat muak dengan ritualnya itu sebelum makan. Dengan menanyakan bahan-bahan apa yang terbuat dari makanan yang akan dia makan? Apkah ada lemak yang berlebihan ? Kandungan gizinya berapa? Sampai bertanya apakah aku cantik ? Kadang-kadang aku malu jika bersamanya. Aku terlalu risih dibuatnya. Aku merasakan ad sesuatu yang bergetar dalam saku jaket ku. Handphone ku, terlihat dari layar nama Nadya pun muncul. Selama ini aku memang dekat dengan Nadya, tapi aku tetap menjaga kelevel an statusku. Hanya sebagai pembantu dan majikannya.

“ Hallo “ ucapku.
“ Mhh, maaf . Jika aku mengganggu anda, Tuan. Aku hanya ingin bertanya apakah masih ada pekerjaan yang harus aku selesaikan selain tugas skripsi ini ? “ tanya nya.
“ Ohh iya aku lupa, kalau kau sudah selesai istirahat lah. Tak ada lagi pekerjaan dariku untukmu “ ucapku memutuskan pembicaraan.

Memang aku selalu menyuruhnya mengerjakan semua tugas kuliahku. Dia cukup pintar, tapi tak sepintar aku. Kurasa handpone ku bergetar lagi dan nama Nadya kembali tertera di layar Handphoneku. Terlalu menurunkan derajat jika aku bertelponan dengan pembantu. Aku mereject panggilan darinya. Dan kembali kulanjutkan makan malam ku bersama Putri.


###############

Hari-hari kembali berlalu. Bersama detik, menit, dan jam pun ikut berjalan meninggalkanku.
Nadya dan keluarganya memtuskan untuk berhenti bekerja dan pulang ke kampung. Aku sedikit shock, mungkin aku akan merindukannya. Merindukan kenangan kami. Aku masih tetap saja tak bisa berubah, bahkan aku tau penyebab Nadya pergi dari rumahku. Semua ini karna aku, karna perkataanku. Kemarin Nadya sempat mengatakan padaku bahwa ia mencintaiku, dan aku berusah menepis keinginan dihatiku. Kesombongan terlalu kuat, aku memakinya dan membully nya tanpa perasaan. Hingga dia mengatakan dia membenci aku dan tak mau melihatku lagi.
Sekarang semuanya terbukti, ia akan meninggalkanku . Aku memang menyesal, tapi menurutku penyesalan itu akan terhapus seiring berjalannya waktu. Dan, pagi ini aku berniat untuk pergi ke kampus, tapi tiba-tiba mobil yang aku kendarai tiba-tiba saja oleng dan berhasil membuatku menabrak sebuah truk.
Bau obat-obat an menyeruak sampai ke hidungku. Aku berada di rumah sakit . Perlahan aku memaksakan membuka mataku, aku melihat kedua orang tua ku sedang berbicara dengan Dokter.

“ Bagaimana keadaan anak saya, Dok ? “ tanya mama dengan raut wajah khawatir.
“ Anak ibu baik-baik saja. Tapi, kecelakaan yang terjadi mengakibatkan benturan keras dikepalanya. Pecahan kaca mobil menusuk wajahnya dan sebagian pecahan itu berhasil menusuk matanya juga. Jadi dapat disimpulkan, bahwa anak ibu mengalami cacat di wajahnya dan kemungkinan anak ibu akan buta permanen “ terang Dokter itu.

Seperti yang aku lihat, mama hanya dapat menangis melihat semua ini. Dan papa hanya bisa menenangkan mama dengan memeluk hangat. Sedangkan aku, aku kehilangan ketampananku, aku buta. Kulihat dari arah pintu teman-temanku yang  tadinya mungkin berniat menjengukku, pergi meninggalkan ku. Bahkan pacarku itu, ia juga ikut pergi bersama MORGAN. Ia pergi bersama Morgan sahabatku, mereka bergandengan tangan. Nampak jelas, penderitaanku lengkap. Nadya! Yang kuharapkan hanya kedatangannya. Itu tak akan mungkin terjadi, ia telah terlanjur sakit hati dengan perkataanku. Dan sekarang aku benar-benar menyesal.

Aku memang tak baik
Bahkan aku juga brengsek
Aku tidak bisa menjadi lelaki sejati
Aku hanya orang bodoh

Benar-benar seorang pengecut
Itu lah aku yang dulu
Yang tak bisa mengatakan cinta padamu
Aku merasa aku tahu tentang cinta, Kembali padaku

Aku berbohong tak mencintaimu
Aku sadar kamu yang terbaik
Kamu yang terbaik untukku
Kita saling mencintai

Aku tak pernah percaya dengan hatiku
Aku anggap cintamu hanya sebuah lelucon
Aku mencintaimu tak dapat menghapusmu
Aku menangis karnamu, sekarang

Dulu, saat itu
Aku tak tau cinta tak bersyarat
Cinta tak memandang derajat
Cinta hanyalah perasaan

Kamu tak kan kembali
Titik perpisahan tlah ku injak
Aku hanya berharap luka dalammu sembuh
Yang aku tau aku rapuh tanpa kamu



END








Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Blogger news

Blogger templates