Pages

Subscribe:

Minggu, 10 Juni 2012

Sacrificial love in the hearts (CERPEN)


Tittle                     : Sacrificial love in the hearts
Genre                   :  Sad
Main Cast            :
-          Handi Morgan Winata
-          Nadya Aninda
-          Dicky Muhammad Prasetya
Summary             : Kisah seorang laki-laki yang mencintai sahabatnya sendiri. Tapi sayangnya sahabatnya itu tidak pernah mengetahui perasaan laki-laki itu bahkan sampai dia matipun dia tetap tidak tau. Sedangkan lelaki itu hanya bisa memendam perasaan cintanya itu dan berusaha sabar.
Back  Song           :
-          Memories
-          Happen
Disclaimer          : Tidak ada unsur menjelek-jelekan. Tidak menerima bully-an untuk karya saya. Apabila ada yang tersinggung karna cerpen ini, saya meminta maaf. Ini hanya cerita khayalan, ambil sisi positifnya saja.




Tak adakah sedikit ruang untuk ku ?
Membahagiakanmu dengan cinta yang tulus
Mencintaimu dengan rasa yang ada
Menyayangimu dengan sepenuh hati

Ini lah aku
Slalu menemani sepimu
Yang ada di kala sakitmu
Yang berjuang untuk senyummu

Jika kelak aku kan pergi
Jangan teteskan airmatamu
Sisa-sisa kebahagiaanku ada di sampingmu
Dan seluruh cintaku hanya untukmu





Indah senja saat ini, menggambarkan isi hatiku. Hati yang bahagia bersama sahabatku, dia lah Nadya Aninda. Ketenangan mulai merasuki otakku, Nadya tersenyum berlari riang di antara pohon-pohon yang ada di taman. Ia persis seperti burung yang baru lepas dari sangkarnya. Aku bahagia, bahkan sangat bahagia melihat Nadya mendapatkan cinta yang ia inginkan. Munafik! Yah aku memang munafik. Pengecut! Memang, aku benar-benar pengecut. Oh Tuhan, apa yang harus kulakukan? Di satu sisi aku bahagia melihat sahabatku senang, tapi disisi lain ada rasa yang tak menerima kenyataan ini. Sepuluh tahun, aku memendam perasaan ini. Perasaan cinta yang sudah lama aku rasakan, aku mencintai Nadya. Seperti kebanyakan sinetron yang pernah aku tonton, menampilkan kisah tentang cinta dalam sahabat. Dan itu nyata! Aku mengalaminya. Aku terlalu sering, menjadi pendengar yang baik untuknya. Aku  terlalu sering menjadi tempat Nadya menangis bahkan tertawa. Ada sebuah quotes yang mengatakan ‘Semua akan indah pada waktunya’ , dan yang aku pertanyakan kapan saat indah itu datang ? Aku terlalu lama menunggu, aku terlalu lama menunggu ia mencintaiku. Apa masih kurang segala perhatian yang aku berikan untuknya! Aku tersiksa dengan rasa ini.


“ Morgan “ panggil nya membuyarkan lamunanku.
“ Eh, em, umb. Ke kenapa, Nad ? “ tanyaku yang tersadar.
“ Aku baru sadar, ternyata Dicky itu orangnya romantis  yah. Walaupun sedikit kasar dan terkenal playboy. Tapi aku tetap mencintai dia kok “ ucapnya sambil memandang langit senja.
“ Iya, aku hanya dapat mendoakan agar hubungan kalian langgeng, deh “ ucapku menetralkan suasana.
“ Oh iya. Kamunya punya pacar gak ? “ tanyanya.
“ Aku? Yah belum lah “ jawabku.
“ Kok belum punya sih? Kenapa ? “ tanyanya seraya duduk disampingku.
“ Gak ada yang mau sama aku ! “ ucapku.
“ Apa? Bohong banget! Riska, Shinta, Tata, Cilla, Carel, sama Dista dan masih banyak lagi yang ngejar-ngejar kamu di kampus tuh. Wah, parah. Masa gak ada satupun diantara mereka yang kamu pilih. Kurang mereka apa coba ? Cantik iya, seksi iya, manis iya, feminim iya, famous iya, kaya iya, pintar iya “ cerocos Nadya.
“ Aku hanya mencintaimu dan akan slalu begitu “ batinku.
“ Eh, kok jadi ngelamun lagi sih ? “ tanyanya manja.
“ Oh, nggak kok. Aku aja yang ngerasa kurang pas sama mereka. Aku gak punya rasa apapun sama mereka “ jawabku tenang.
“ Selalu aja gitu. Cinta itu kan bisa tumbuh kapanpun dan dimanapun “ ujarnya.
“ Tapi cinta gak bisa di paksain, Nadya. Udah deh, jangan bahas masalah ini. Bentar lagi malam, sebaiknya kita pulang “ ajakku lalu menarik lembut tangannya.



Sesampainya didepan rumah Nadya. Sudah ada Dicky, Pacarnya Nadya. Aku dapat melihat ekspresi wajah Dicky yang kurang senang terhadapku.
“ Habis darimana ? “ tanya Dicky.
“ Dari taman bareng Morgan “ jujur Nadya.
“ Kok sama Morgan sih ? Apa kamu gak punya temen selain Morgan ? “ tanya Dicky.
“ Emangnya kenapa ? Morgan kan sahabat baik aku “ bela Nadya.
“ Dimata aku, kalian itu bukan seperti orang yang sahabatan. Bahkan terlihat seperti sepasang kekasih “ ucap Dicky.
“ Aku sama Morgan itu udah sahabatan selama sepuluh tahun, aku gak mungkin suka sama dia “ tegas Nadya.

Gak mungkin ? Ini kenyataan ? Atau hanya halusinasi. Tuhan, bisakah kah pernyataan tadi di rubah, bayangkan sakitnya aku. Sakit yang aku rasakan berada di puncak kesakitan. Seseorang tolong, cabut nyawaku detik ini juga! Aku terlalu takut ini semua terjadi. Aku harap ini adalah suatu kebohongan seperti dalam dongeng tidur. Tidak! Aku tidak sedang tidur, berarti aku tidak bermimpi dan ini semua memang kenyataan. Pahit sekali! Apa hal ini telah tertulis di buku takdirku ? Bisakah di rubah, Tuhan! Hapus atau hilangkan saja, kejadian ini. Nadya, aku terluka. Tolong balut lukaku dengan cintamu, kali ini saja.

“ Kamu diam! Mendingan lo gak usah deket-deket sama cewek gue lagi. Ngerti! “ bentak Dicky.
“ Tapi, Dick “ tolakku.
“ Kamu milih aku pacar kamu atau dia sahabat kamu ? “ tanya Dicky.
“ Aku pilih kamu, Dick. “ ucap Nadya.
“ Eh,cacing cool. Lo denger sendiri kan, Nadya lebih milih gue dari pada lo. Sekarang, silahkan lo pergi dan jangan pernah temui cewek gue lagi! “ ucap Dicky sambil tersenyum penuh kemenangan.
“ Aku pulang dulu, Nad “ ucapku lesu.


*************




Ini udah minggu ke-14. Keadaanku makin terpuruk, aku memutuskan untuk berhenti kuliah. Keputusanku ini, aku ambil agar aku dapat melupakan Nadya. Akan ku biarkan dia hidup bahagia bersama pilihan hatinya. Semuanya cukup, pengorbananku berakhir sampai disini. Lama rasanya aku sudah tak mendengar suara merdu Nadya, biasanya saat sore seperti ini dia akan mengajakku keliling taman atau dia akan ke rumahku dan menangis sejadi-jadinya karna Dicky. Aku harap, Nadya akan bahagia dengan Dicky. Aku merasa mendapatkan peran dalam sebuah cerita tragis yang bedanya di nyatakan dalam hidupku. Haruskah aku menjalani ini semua? Tuhan, jika aku di lahirkan kembali. Tempatkan lah aku di daerah yang jauh dari Nadya.

Tangan ku merayap menuju gitar, alat musik yang selalu hadir di saat suasana sedih maupun bahagia. Multifungsi! Kebanyakan dari sinetron yang aku tonton, gitar adalah media penyalur rasa galau. Benarkah? Akan ku buktikan.
Perlahan tapi pasti, aku petik senar gitar. Menciptakan nada-nada indah yang membuat hatiku nyaman dan tenang.



Sayang, lihatlah aku
Tataplah kedua bola mataku
Aku mencinta mu dengan luka
Harapan ku kandas karna cintanya

Kenalilah aku
Yang menyayangimu tanpa kau tau
Dengarkan laguku dengarkan aku
Yang membahagiakanmu dengan tangisku

Aku menuntut semua pengertianmu
Dan segala kepekaan mu terhadapku

Sungguh ini cintaku, cinta yang lama tersimpan di hatiku
Sungguh ini rasaku, rasa yang tak kan hilang tanpa hadirmu
Aku menangis sepi, meluapkan isi hati
Memeluk rindu kelabu cinta mati

Sayang, pahami aku
Jangan tinggalkan aku demi cinta yang baru
Cinta yang tumbuh atas harapan palsu
Yang akan meninggalkanmu kapanpun dia mau

Aku selalu mendoakanmu bahagia
Selalu mendoakan agar dia yang kau pilih setia

Sungguh ini cintaku, cinta yang lama tersimpan di hatiku
Sungguh ini rasaku, rasa yang tak kan hilang tanpa hadirmu
Aku menangis sepi, meluapkan isi hati
Memeluk rindu kelabu cinta mati


Ini kali pertama aku menangis, karna seorang wanita. Nadya, dia lah wanita terindah dalam hidupku selain mama. Aku menyudahi laguku, yang kubuat dengan tangisan air mata. Membuat lirik lagu yang berasal dari kepedihanku.
Aku butuh kebahagiaan! Dimana kebahagiaan itu dapat ku ambil? Kapan aku dapat mengambilnya! Berikan setitik cahaya kebahagiaan untukku! Aku terlalu terluka dengan penderitaan ini.

Tiba-tiba, ponselku berdering melantunkan lagu Bad Romance-Lady Gaga. Mataku membulat sempurna bahkan lebih membulat . Kaget ada nama Nadya yang terpampang jelas di layar ponselku.
“ Hallo “ sapa Nadya ramah padaku. Suara nya tidak banyak berubah, terdengar lebih lembut dari biasanya.
“ Hallo, Nad “ ucapku berusaha tidak gugup.
“ Gan, kamu udah nerima undangan dari aku ? “ tanyanya.
“ Undangan ? Undangan apa ? Gak ada kok ! “ jawab ku bingung.
“ Tadi aku ke rumah kamu, taunya bik Inah yang buka pintu dan undangannya aku kasih Bik Inah. Karna aku buru-buru, gak sempat deh ketemu kamu “ jelasnya.
“ Aku cuma mau bilang jangan lupa datang yah. Aku tunggu kamu, jadi tamu spesialku. Bye “ lanjutnya sembari memutuskan obrolan singkat kami.

Senang! Aku senang mendengar suaranya kembali, walaupun hanya menghitung menit saja. Tapi, undangan ? Maksudnya apa ?
Aku membuka pintu kamar dan menuju ruang tamu. Disana terlihat jelas sebuah kartu undangan berwarna abu-abu silver. Warna yang indah seperti, warna kesukaan Nadya. Ini bukannya undangan pernikahan ! Siapa yang akan menikah. Dicky dan Nadya!  Wow, luka apa lagi yang aku rasakan kali ini. Belum cukupkah luka yang slama ini aku rasakan. Aku kembali menangis, sekarang rasanya hatiku sudah tidak mau lagi mengeluarkan tangisnya. Hatiku terlalu lelah menangis! Tinggal air mata yang turun menuruni pipi.




************




“ Morgan, akhirnya kamu datang juga. Aku pikir kamu tadi gak mau datang “ ucap Nadya dengan senyum manisnya. Ia terlihat sangat cantik, tubuhnya di balut  baju pernikahan berwarna putih yang terlihat elegan dan serasi saat ia kenakan. Dicky juga, ia memakai jas  putih dan nampak beribawa sekali.
“ Aku gak mungkin, gak datang di hari bahagiamu “ ucapku.
“ Kamu emang sahabat aku yang paling baik, Morgan “ ujarnya manja.
“ Selamat yah, Dick. Semoga langgeng yah sama Nadya “ ucapku seraya menjabat tangan Dicky.
“ Thanks “ respon Dicky simple.

Langkah kakiku mengantarkanku keluar gedung pernikahan itu. Nadya tampak terlihat bahagia dengan semua ini. Aku berlari menuju taman yang menjadi tempat favorit aku dan Nadya. Sakit, perih, nyesek, dan segala macam rasa lainnya yang membuat aku ingin kembali meneteskan air mata. Di saat ini, terlintas kenangan indah bersama Nadya. Sepuluh tahun yang lalu, saat kami masing-masing belum mau menyentuh hal yang bernama cinta itu. Kami masih fokus pada pendidikan. Tanpa aku sadari, ternyata aku lah yang pertama kali merusak kebahagiaanku dengan rasa cinta ini. Maafkan aku, Nadya! Seluruh hatiku masih teruntukmu, sayang.

Aku terbangun dengan rintikan air hujan yang perlahan turun membasahi bumi dan seisinya. Ku pandang sebentar jam yang terpasang di tanganku pukul 22.30. Sudah lama aku tertidur di taman ini. Aku beranjak untuk pulang. Sengaja aku mengambil jalan yang melewati gedung pernikahan Nadya dan Dicky. Aku berharap Nadya berada diluar. Anehnya, gedung itu terlihat ramai sekali. Mungkin acaranya memang sampai tengah malam. Tapi, tak sengaja pandanganku tertuju ke beberapa mobil polisi dan police line. Sebenarnya ini ada apa?Banyak orang yang beramai-ramai ingin melihat apa yang terjadi. Dan aku memutuskan untuk ikut meramaikan halaman gedung itu.
“ Ada apa, mas ? “ tanyaku pada seorang laki-laki.
“ Ada pembunuhan “ jawab laki-laki itu singkat.
Pembunuhan? Maksudnya apa ?
“ Kasihan yah, padahal baru aja melangsungkan resepsi pernikahan. Eh taunya mati mengenaskan “ ucap salah seorang ibu-ibu kepada temannya.
“ Iya. Ini semua gara-gara mempelai prianya itu yang menghamili mantan pacarnya “ sambung ibu-ibu satunya.
“ Benar. Trus mantan pacarnya yang hamil itu malah di tinggalin gitu aja trus nikah sama cewek lain yang namanya Nadya itu “ tambah seorang ibu-ibu lain.
“ Mantan pacarnya yang hamil itu bunuh diri, dan kakaknya mau menuntut balas pada mempelai laki-laki itu yang bernama Dicky dengan cara menembak nya. Tapi, katanya cewek yang nikah sama Dicky namanya Nadya itu yang berniat melindungi Dicky. Jadinya, si cewek itu kena tembak trus mati di tempat “ jelas ibu-ibu lain yang menggendong anaknya.
Aku berusaha mengerti dengan keadaan ini. Aku berjalan mundur dari halaman gedung itu. Dan kembali aku mendengar obrolan tentang apa yang terjadi.
“ Ckckc, kasihan yah. Dicky dipenjara  karna udah menghamili mantannya dan Nadya nya malah mati “ ucap wanita yang satu kampus denganku dulu. Wanita itu berbicara kepada teman-temannya.





*********


Selepas kejadian itu. Aku kembali mengurung diri di kamar. Kali ini aku sangat tertekan, aku sudah berusaha merelakan Nadya bersama dengan Dicky. Dan sekarang aku malah harus berusaha merelakan Nadya untuk bersama Tuhan disana. Nadya, Aku mencintaimu! Biarlah rasa ini ku pendam, dan akan aku katakan padamu jika aku di takdirkan untuk menyusulmu kelak.


Kita dulu bersama beberapa lama
Aku gunakan untuk menyakiti hati
membuat rasa sakit

Di mana kamu? 
Tak bisakah kau mendengar suaraku?
Hati sedihku  mencarimu
Menyerukan kepada kamu

Hatiku,air mata ku,kenangan dari mu
Hampir drop,mereka jatuh di pipiku,tersimpan di otakku
Meskipun aku menangis dan aku menangis,kenangan tidak akan terhapus
Dan lagi hari ini, aku membasahi hatiku yang kosong

Kita biasa saling tertawa bersama
Kita gunakan untuk menangis bersama
Aku sedih dengan air matamu

Di mana kamu? 
Apakah kamu tidak melihat tubuh lelahku?
Hati sedihku mencarimu
Memanggil kepada kamu

Silahkan datang kembali padaku
Aku sebut namamu setiap malam
Dan  menunggu aku mati
Aku berkeliaran dan mencari kamu





  
Selesai ~~~


Krystal a.k.a Nadya

Minho a.k.a Dicky

Eun Hyuk a.k.a Morgan






Blogger news

Blogger templates