Pages

Subscribe:

Minggu, 25 Maret 2012

Terulang Kembali (Cerpen)


Brukk
" Aww " rintihnya
" Maaf, nona " ucapku
" Hmm " ucapnya berdehem
" Kau tidak apa-apa ? " tanyaku sedikit ragu
" Ohh, tidak apa-apa. Ini hanya luka kecil " ucapnya
" Mari sini aku obati dulu " ajakku
Wanita itu hanya mengikuti ku berjalan pelan menuju bangku taman.
Tak membutuhkan waktu lama, luka kecil itu telah aku balut dengan saputangan abu-abu kesayanganku.

" Terimakasih " ucapnya lembut
" Iya. Sama-sama " jawabku
" Aku Dea, kau ? " tanyanya
" Kenalkan aku Bisma " ucapku memperkenalkan diri
" Senang bertemu dengan mu " ungkapnya



Perkenalan singkat aku dan wanita cantik itu yang bernama Dea, membuat aku perlahan melupakan kenangan buruk itu. Dimana kekasih ku Nissa, yang amat sangat aku cintai, meninggal tepat disaat dia selesai tampil dengan suara merdunya di sebuah Restoran China.
Saat ia keluar dari Restoran itu bersamaku, saputangan abu-abu ku terbang dari genggaman tangannya dan jatuh tepat di tengah jalan raya. Ia berniat untuk mengambil  saputangan itu, namun naasnya seorang pengemudi mobil sedang mengendarai kendaraanya dalam keadaan mabuk.
Kecelakaan tragis itu mengakibatkan pendarahan hebat di kepalanya dan membuat ia seketika itu juga meninggal di hadapanku. Secepat kilat berita kecelakaan itu tersebar dimana-mana, di koran, televisi, internet dll. Semua itu semakin mengingatkan ku tentang dirinya. Bahkan aku berniat mengabdi kan sebuah surat kabar yang memuat berita tentang kecelakaan itu. Surat kabar itu selalu aku simpan di kantung jaket Jeans ku. Ada rasa tak rela bersemayam di otakku. Rasanya kepergian nya terlalu cepat bagiku. Melihat senyumannya pun hanya sebentar.

Tapi semenjak aku mengenal wanita cantik itu. Hidupku berubah, aku merasa telah menemukan kembali sosok Nissa di raga Dea. Tuhan memang adil !
Tak terasa 2 minggu sudah aku mengenal Dea .
Hari ini rencananya Dea akan membawaku pergi ke suatu tempat .
Ntahlah dia akan membawaku kemana. Menurutnya itu adalah tempat yang paling spesial, aku  bersiap dengan kemeja lengan pendek dan jaket serta celana jeans abu-abu ku.


Aku melajukan mobilku dengan kecepatan sedang menuju rumah Dea.
Ternyata dia telah menunggu ku di depan rumahnya.
" Maaf membuatmu menunggu, nona cantik " candaku
" Huhh, sudahlah. Tak apa, ayo kita pergi " ucapnya rileks

Mobilpun kembali aku lajukan lagi. Aku hanya mengikuti petunjuk nya.
Setelah 15 menit perjalanan, akhirnya kami sampai di suatu tempat.

Ternyata ia membawa ku ke sebuah studio rekaman.

" Kita kesini mau ngapain, De ? " tanyaku
" Kalau kau mau tau, ikuti aku saja dan jangan banyak tanya " ucapnya singkat
Aku hanya bisa menerima jawaban itu dengan kecewa, tapi tak apalah aku ikuti saja.

Sampai di suatu ruangan , Dea menemui seseorang yang aku yakini adalah temannya.

" Hai, Vit " tegur nya pada temannya itu
" Ohh, hai juga , De " jawab temannya itu
" Bisma, kenalkan ini Vita dia temanku sekaligus manager ku " ucap Dea mengenalkan
" Hai, aku Bisma. Manager ? Maksudmu apa, De ? " tanya ku
" Aku Vita " jawab temannya
" Oh iya, sebelumnya aku minta maaf yah, Bis. Aku ini adalah seorang penyanyi dan studio ini adalah tempat paling special untuk ku. Karna hanya disinilah aku dapat mengekspresikan keadaan aku sebenarnya " ucapnya senang
" Jadi kau penyanyi, De ? " tanyaku ulang
" Iyah, Bisma " jawabnya tersenyum
" Oh iya, De. Besok jangan lupa yah, kau akan menyanyi di Restoran China. Aku ingin penampilan kamu kali ini harus sangat sempurna, karna disana akan hadir beberapa orang penting. Dan juga artis terkenal lainnya. Aku harap kamu gak buat aku kecewa yah ! " jelas Vita
" Okeh, yh udh. Kalo gitu aku sama Bisma pulang dulu yah . Bye " ucap Dea

" Apa-apa an ini, Dea seorang penyanyi ? Tampil di Restoran China ? Gak masuk akal " batinku
" Kamu kenapa, Bis ? Kok dari tadi diam aja sih . Gak biasanya kamu kayak gini ! " ucapnya cemas
" Aku. Aku gak mau kamu tampil di Restoran China itu, De " ungkapku memberanikan diri
" Hah ? Memangnya kenapa, Bis ? " tanya nya sedih
" Kamu gak perlu tau. Aku cuma gak mau kamu tampil di Restoran China, itu aja kok gak lebih "  ucapku
" Kamu kenapa sih ? Aku salah apa sama kamu ? " tanya nya beruntun
" Aku mau ke toilet sebentar, kamu tunggu aku aja di mobil " ucapku dan berlalu pergi

Dea hanya mengikuti perintahku saja, kini ia berjalan menuju mobilku.
Tanda tanya besar masih membekas di otaknya tentang sikapku kali ini.

Aku menenangkan pikiran ku sebentar, berusaha berpikir jernih untuk selanjutnya. Setelah selesai, aku rasa aku harus kembali lagi ke mobil karna mungkin Dea sudah bosan menunggu ku.

Anehnya kali ini Dea menunggu ku di luar mobil.
" Bisma, sekarang jelaskan apa maksud potongan surat kabar ini ? " tanyanya sambil menunjukkan potongan surat kabar yang tadinya berada dalam jaketku
" Astaga, aku lupa. Ternyata tadi jaketku tertinggal di dalam mobil. Sial ! " umpatku dalam hati
" Jawab Bisma Karisma " bentaknya
" Aku .. Aku " ucapku gugup
" Aku bukan masalalu kamu, Bisma. Aku adalah masa depan kamu. Kenapa sih kamu masih menyimpan kisah kelam masalalu kamu. Kamu itu terlalu takut tau gak ! Karna ini kamu melarangku untuk tampil di Restoran China itu. Kamu masih menyimpan potongan kisah masa lalu mu. Aku benci kamu Bisma ! " marahnya seraya pergi meninggalkan aku sendiri


Waktu berputar begitu cepat, aku terbangun dari tidur ku. Aku harap kejadian yang kemarin hanyalah mimpi buruk. Aku tak ingin kehilangan orang yang aku sayang untuk kedua kalinya lagi.

Malam pun tiba, aku bersiap-siap untuk menyusul Dea yang akan tampil menyanyi di Restoran China itu. Ternyata aku terlambat, acara di majukan lebih awal sore tadi.
Dengan berlari kecil aku melihat Dea keluar dari Restoran China itu. Terlambat, ia tidak mendengarkan kata-kata ku kemarin.
Apa yang harus aku perbuat. Seperti kejadian lalu, saputangan abu-abu ku kembali terbang di tengah jalan raya yang kali ini cukup sepi. Dea berpikiran yang sama dengan Nissa, ia melangkahkan kakinya bermaksud untuk mengambil saputangan itu.

Aku pun tak tinggal diam, dengan langkah kaki cepat aku mencegah Dea, dan berteriak memanggil nama Dea. Tapi Dewi Fortuna memang tidak sedang berpihak kepadaku, ternyata Dea sedang menggunakan headset yang sedari  tadi terpasang di telinganya.
Dari arah kanan terliat sebuah mobil yang berjalan secara tak beraturan dengan kecepatan tinggi. Karna teriakan ku tadi tak di dengar Dea sedikitpun, aku pun langsung berlari menahan mobil itu dan
tabrakan tak dapat di hindarkan. Tubuh ku tergeletak tak berdaya di tengah jalan tersebut dengan pendarahan hebat di kepala . Dan di saat bunyi benturan keras antar tubuhku dan mobil. Baru lah Dea berbalik badan dan menemukan keadaan ku yang sudah tak berdaya lagi.








======================== END ==================







Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Blogger news

Blogger templates